Posts

Fragmen 1

Image
aku tidak lagi menghitung waktu karena tiap hari berganti hanya satu yang kusadari bahwa hidup adalah singkat sedang cinta selamanya abadi ia mungkin lebih lama melampaui kisah kita karena manusia dan raga adalah fana sedang kisah dan kasih akan selamanya ada Terataiku, jarak dan kita bukanlah ruang melainkan ego mematikan harapan seseorang pernah berkata bahwa ketidak mungkinan harus dilawan dengan harapan-harapan karena manusia tanpa harapan akan mati dimakan jiwanya sendiri aku tidak kuasa untuk sekadar  mengartikan cinta toh ia tumbuh sendiri tanpa pernah ku semai kita tidak kuasa untuk sekadar bertemu mematikan rindu karena ketemu adalah nyala membakar kita menjadi remah remah abu.

Ziarah: mBah, Bapak, dan Pandangan Kematian

Image
Menjelang tengah malam ibu menelfon, mengabarkan kabarnya dan satu informasi penting, bahwa embah yang di rembang sedang dalam masa kritis, sebab satu penyakit yang tidak bisa dihindari, yakni penyakit tua. Ya, beliau sudah sepuh, untuk sekadar mengenali cucunya saja, harus diingatkan berkali-kali. Tetapi memang, kesehatan beliau menurun tajam semenjak bapak wafat. Yup salah seorang yang sangat amat kehilangan, ya embah kakung saya itu. Bapaknya bapak. Itu bisa aku lihat dari kedua matanya, dan bagaimana beliau bercerita. Antara bapak dan embah kakung saya tidak jauh berbeda, mereka berdua sama-sama tidak suka banyak omong, tapi entah semenjak bapak wafat beliau jadi sering bercerita, dan saya sebagai cucu dan anaknya bapak, selalu siap untuk menampung sebanyak apapun cerita beliau. Sebab, salah satu ciri orang tua adalah lebih suka didengarkan, thats why, tugas bagi para anak dan cucu adakah untuk mendengarkan. Mendengarkan cerita beliau tentang bapak, adalah satu hal yang menye

Catatan 1: Harapan-harapan

Image
  Hai, sudah lama saya tidak menulis catatan, bukan sebab aku sedang malas -karena itu sudah pasti, tetapi lebih karena akhir-akhir ini, hidup terasa sangat monoton dan berjalan berat dan lambat. Segala hal yang dulu saya harap mengasyikkan, ternyata biasa-biasa saja. Segala hal yang dulu saya inginkan, setelah terealisasikan, ternyata ya begitu-begitu saja. Jangan-jangan, semua tujuan yang diharapkan itu akan menjadi biasa-biasa saja pada akhirnya. Dan mungkin juga sebab itulah para guru mengajarkan agar menetapkan tujuan sejauh/setinggi mungkin. Agar hidup tidak menjadi monoton dan membosankan. Saya tidak bisa membayangkan, bagaimana hidup orang-orang yang sudah mampu menggapai segala yang diinginkannya. Betapa hambarnya, ia tidak lagi memiliki semangat untuk mencapai tujuan yang selajutnya, karena tujuannya sudah terpenuhi. Atau, jangan-jangan inilah fungsi nafsu, agar manusia selalu haus, untuk mengejar harapan-harapan, hingga akhirnya menemui sebuah ketidakmungkinan. Boleh jad